Kamis, 29 Januari 2009

Indah Seindah Kecantikan...


Cantik belum tentu indah....
Indah tetaplah cantik.....

Jumat, 23 Januari 2009

Saat ini Hari Patriotik Rakyat Gorontalo, para Ibu dan gadis pakai kain kerawang






23 Januari 1942 Gorontalo Merdeka dari belenggu penjajahan

Selasa, 20 Januari 2009

Belonging to All girls


Kini tak hanya milik istri dan puteri Raja

Pakaian Bidadari


The Fairy's clothes

Minggu, 18 Januari 2009

With Silk

Berpadu Kain Sutera

Kain kerawang semakin elegan dengan sutera

Sabtu, 17 Januari 2009

Motif Kerawang


Kain kerawang memiliki aneka motif, indah dan unik

Jumat, 16 Januari 2009

Kain Kerawang




Keindahan dari ketelitian

Sabtu, 10 Januari 2009

Keindahan dari Langit



Alkisah seorang bidadari dari khayangan tak dapat lagi meninggalkan bumi.

Selendang yang dapat membawanya terbang, raib entah kemana. “Ohh… jangan tinggalkan aku,” ucapnya lirih pada para bidadari yang dengan terpaksa harus terbang kembali ke khayangan. Hilangnya selendang indah yang ditenun oleh para dayang-dayang langit itu telah membuat hatinya gelisah. Ada rasa takut yang menyergap ketika seorang lelaki keluar dari rimbunnya tanaman dan bunga yang mengelilingi telaga.

“Jangan takut putri… saya Lahilote,” kata lelaki itu sembari perlahan melangkah mendekat.



Keindahan Tradisional yang Mendunia

Gorontalo, - Beberapa orang wanita duduk bersama di serambi rumah salah satu warga. Kain-kain chifon beraneka warna tergolek di sekitar mereka. Celoteh yang terdengar akrab sesekali diwarnai oleh derai tawa, seolah sama sekali tak mengganggu ketekunan kerja mereka. Dengan lincah jemari para wanita itu bekerja menciptakan aneka disain bordir atau sulaman yang sangat indah. Demikian suasana siang di Pulubala, sebuah desa sentra pengrajin Bordir Kerawang yang berada di kawasan Kabupaten Gorontalo.
Kerajinan Bordir Kerawang telah lama menjadi kegiatan pengisi waktu luang para ibu dan remaja putri di desa tersebut. Seusai mengurus rumah ataupun membantu pekerjaan di ladang, para wanita di desa tersebut tak lantas berleha-leha. Sambil mengasuh anak-anaknya, mereka berkumpul dan membordir bersama.

Bordir Kerawang ini pun tadinya hanyalah digunakan untuk keperluan sendiri saja ataupun kalau ada menerima pesanan dari sanak saudara dan sesama tetangga. Namun karena keindahan serta keunikannya, Bordir Kerawang pun semakin banyak penggemarnya. Semakin merebaknya tren pakaian muslim, gaun pesta, gamis dll, belakangan ini membuat permintaan pasar akan bahan pakaian yang dihiasi Bordir Kerawang pun semakin meningkat. Permintaan pasar dan semakin meningkatnya popularitas Bordir Kerawang ini memberi kesempatan dan peluang bagi para ibu di desa Pulubala ini untuk memperoleh penghasilan tambahan. Dan, kegiatan yang tadinya hanya merupakan pengisi waktu luang inipun berkembang menjadi sebuah kegiatan yang bernilai ekonomis meski masih dalam skala kerajinan rumahan.

Untuk menghasilkan Bordir Kerawang yang memiliki nilai ekonomis tinggi diperlukan tidak hanya kain yang khusus tetapi juga benang-benang yang berkualitas baik. Karena hanya kain yang halus dengan kerapatan serat yang tepat akan menjamin disain Bordir Kerawang tampak hidup. Namun, kain dan benang yang memiliki kualitas seperti itu tidaklah murah. “Kami tidak punya modal cukup kalau harus menghasilkan Bordir Kerawang seperti itu.” demikian ungkap para pengrajin yang rata-rata ibu rumah tangga pedesaan.

Perkembangan nilai ekonomis Bordir Kerawang serta peran positifnya untuk menggerakkan perekonomian berbasis kerakyatan memang membuat kerajinan ini patut diitangani secara serius. Permasalahan permodalan terutama dalam hal pengadaan bahan dan benang yang dialami para pengrajin pun kemudian ditangani para pengurus PKK setempat. Dengan adanya bantuan dari pengurus PKK, para pengrajin yang trampil dari desa Pulubala ini dapat terus bekerja. Dengan dicanangkannya Program Pembangunan Perkenomian Kerakyatan, kondisi para pengrajin semakin terbantu. Pemasaran dan penyaluran ke toko-toko seantero Sulawesi menjadi semakin marak karena tersedianya berbagai pameran kerajinan yang diselenggarakan oleh Pemerintah.

Teknik Bordir Yang Telah Berusia Ratusan Tahun

Tidak seperti sulaman pada umumnya, Bordir Kerawang memang memiliki keunikan yang istimewa. Sulaman benang pada Bordir Kerawang dibuat di atas permukaan kain yang terlebih dahulu dipotongi sebagian seratnya. Pemotongan serat ini membuat bagian permukaan kain tersebut menjadi terawang, atau lebih jarang dari permukaan seluruh kain itu sendiri. Dari tampilannya yang terawang inilah sebetulnya nama Bordir Kerawang berasal.

Whitework Embroidery

Teknik bordir dengan pemotongan serat kain ini sesungguhnya telah ada sejak ratusan tahun lalu dan dikenal dengan istilah whitework embroidery. Sementara jika melihat disain bordirnya tampak sekali bahwa Bordir Kerawang merupakan perpaduan antara schwalm embroidery –yaitu whitework yang berkembang di Jerman sejak 300 tahun lalu– dan hardangersom yang berasal dari Asia dan Persia tetapi berkembang pesat di Norwegia tahun 1500-an. Ditinjau dari disainnya schwalm embroidery lebih menonjolkan bentuk-bentuk yang jelas, seperti bunga, dedaunan, lonceng dan sebagainya. Sedangkan hardangersom lebih menonjolkan disain-disain geometrik yang sederhana, seperti segitiga, segiempat, belah ketupat dan sejenisnya. Dengan mengenal perbedaan disain kedua teknik bordir tersebut kita dapat menangkap keunikan dari disain pada Bordir Kerawang. Dimana dengan menggunakan disain geometris Bordir Kerawang menyajikan bentuk-bentuk yang sangat jelas, seperti bunga-bungaan yang dilengkapi dengan dedaunan. Tak heran para turis mancanegara pun sangat berminat untuk membeli kerajinan tangan dari Gorontalo ini.

Keunikan lain dari Bordir Kerawang dari Gorontalo ini terletak pada jenis kain yang digunakan. Umumnya, teknik whitework embroidery ini hanya dilakukan pada kain-kain katun atau linen. Oleh karena kedua jenis kain tersebut memiliki serat yang tidak hanya halus tetapi juga teratur kerapatannya. Penggunaan jenis kain chifon pada Bordir Kerawang sesungguhnya cukup mencengangkan. Oleh karena, meski seratnya teratur dan cukup rapat tetapi jenis kain ini terlalu halus. Sehingga proses pemotongan seratnyapun harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Sedikit saja kesalahan menarik serat kain yang telah dipotong akan dapat merusak seluruh permukaan kain. Keberhasilan para pengrajin Bordir Kerawang menggunakan jenis kain seperti chifon ini pada teknik whitework tentunya patut memperoleh penghargaan.

Benang Emas

Disain Bordir Kerawang di masa sekarang tampaknya juga mengalami perkembangan yang patut dihargai. Jika di masa lalu Bordir Kerawang hanya menggunakan benang-benang dari katun, sekarang ini telah dikembangkan penggunaan benang-benang berwarna keemasan. Hal ini tentu saja membuat tampilan Bordir Kerawang menjadi terkesan mewah dan anggun. Dan penggunaan Bordir Kerawang yang tadinya identik dengan gaun wanita sekarangpun telah juga digunakan pada busana pria.

Sebagai seni yang menuntut kreatifitas tampaknya Bordir Kerawang akan terus berkembang. Pemberian peluang dan ruang bagi pengembangan kerajinan ini tentunya akan sangat menguntungkan bagi Provinsi Gorontalo dan Indonesia. Oleh karena Bordir Kerawang tidak hanya menunjang pengembangan ekonomi kerakyatan bagi masyarakat di wilayah ini tetapi lebih jauh dapat diangkat menjadi satu kebanggaan. Dari masyarakat biasa sampai Prof. BJ. Habibie, Alm. HB. Jassin, Fadel Muhammad, Rachmat Gobel, Ciputra, Uga Wiranto, dan masih banyak lagi pejabat dan orang penting lainnya memiliki pakaian ataupun buah dari kerajinan tangan yang unik ini.


Sulaman Kerawang Gorontalo Bangun dari Tidurnya

Tempo Online (12/6/2002) - Ruang tamu Ny. Den Kadullah, 56 tahun, bertebaran kain, benang, gabus, renda, plastik, dan peralatan lain. Belakangan ini, Kadullah dan para perajin kerawang di Gorontalo harus kerja keras untuk menyelesaikan pesanan.

Kegairahan ini tidak lepas dari rencana Presiden Megawati Soekarnoputri menghadiri Hari Keluarga Nasional yang dipusatkan di Gorontalo, 29 Juni 2002 mendatang. Hampir semua sentraproduksi di Gorontalo mendapat pesanan membuat sulaman kerawang dalam jumlah

besar. "Saya mendapat pesanan membuat aneka tatakan semampu saya," kata Kadullah kepada Tempo News Room.

Panen order itu seperti membangunkan para perajin sulaman kerawang dari tidur panjang. Sebab, sejak krisis moneter mendera Indonesia 1997, usaha kecil menengah ini ikut kena imbas. Penyebabnya, harga bahan baku tekstil melonjak, jumlah pasokan dari Pulau Jawa pun menurun. Misalnya kain oxford dan sifon, sebelum krisis Rp 6.000-9.000 per meter, sekarang Rp 12.500-13.000 per meter. Pemasaran kerawang juga menjadi sangat sulit karena naiknya harga itu.

Satu per satu perajin ini meninggalkan kegiatan menyulam. Upah yang diperoleh tidak sebanding dengan harga beras atau minyak tanah. "Upah perajin kerawang rata-rata Rp 2.500 sampai Rp 5.000 per hari," kata perajin kerawang Ratna Bilondatu, 34 tahun.

Sulaman kerawang sudah ada di Gorontalo sejak abad 17. Dari masa kerajaan dan kolonial Belanda hingga sekarang, kerajinan kerawang hanya melibatkan perempuan. Pada 1998, jumlah usaha kecil ini di Gorontalo tercatat hampir 11 ribu unit. Di Kabupaten Gorontalo terdapat 7.586 unit dengan 10.400 tenaga kerja dan di Kotamadya Gorontalo 3.382 unit dengan 4.152 orang tenaga kerja.

Jatuh Bangun Usaha Kerawang

Kini sebagian dari mereka berhenti, seperti industri kecil Teratai di Jalan Batudaa yang dipimpin Rukmin Guga yang dimulai 1969. Pada 1995 usaha Rukmin maju dan mendapat pinjaman dari Bank Bumi Daya, namun kini tidak berjalan lagi sehingga ia hanya menjadi pedagang perantara sulaman kerawang.

Sebelum krisis, beberapa perusahaan pernah memberikan pinjaman ke sentra-sentra produksi kerawang, antara lain PT PLN, Bank Bumi Daya, BRI, PT Tonasa, PT Jasa Raharja, PT Indosat, PT Pos Indonesia, dan PT Telkom. Pinjaman ini berkisar Rp 1 juta sampai Rp 25 juta.

Selain di Gorontalo, kain kerawang dipasarkan ke Manado, Palu, Makassar, Palangkaraya, Sumatra, Papua, Malang, Surabaya, Bandung, dan Jakarta. Produk akhir sulaman kerawang berupa tatakan gelas dan piring, sprei, taplak meja, dasi, kipas, baju, jas, safari, sapu tangan, kerudung, dan sajadah salat.

Kunjungi Informasi lainnya :

http://liburan.info/content/view/518/1/lang,indonesian/

http://henry.gultom.or.id/index.php/archives/2004/09/07/bordir-kerawang/

Kain Muslimah Kerawang Rp.180.000 - Rp.250.000

Kain Pesta Wanita Rp.170.000 - Rp.200.000

Kemeja Koko Rp.130.000 - Rp.150.000

Kemeja Pria Rp.120.000 - Rp.150.000

Kipas Kerawang Rp.55.000 - Rp.85.000

Lenso Kerawang Rp.15.000 - Rp.25.000

Selendang, Kerudung Kerawang Rp.115.000 - Rp.155.000

+ Ongkos Kirim Rp. 15.000 (luar Sulawesi)

Semua harga tergantung rumitnya motif/lama pengerjaannya dan ukuran kain

INFORMASI PEMESANAN

Distributor

Jl. Dewi Sartika No. 7 Kelurahan Dulalowo Timur, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo Kode Pos 96128 Provinsi Gorontalo

Telpon : 0435-8744954 085256769123 (Harso)

Nomor Rekening Bank MANDIRI

Cab.Gorontalo : 150-00-0597-6301 a/n Mohammad Danial Bangu

Kami Juga Menerima Pesanan Kain Dengan Motif Gambar Logo, Bunga Dll Sesuai Keinginan Pembeli

“Kepercayaan Adalah Yang Utama”